Saturday, July 4, 2009

QUALITA Surabaya

Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang anak autis (R), pada pusat terapi anak autis “QUALITA Surabaya”. Yayasan ini merupakan yayasan yang secara spesifik menangani anak autis. Dalam pelaksanaan terapi, yayasan tersebut menggunakan beberapa macam terapi seperti terapi behaviour, terapi okupasi, dan terapi biomedis. Pada yayasan tersebut teknik yang digunakan dalam terapi behaviour adalah desentisisasi sistematik, classical conditional, modeling (peneladanan), latihan perilaku asertif, dan pengondisian operan. Adapun gambaran obyek dalam penelitian ini adalah anak autis (R). (R) ini adalah seorang anak yang sejak kecil mengalami gangguan pada komunikasi, perilaku yang aneh dan monoton seperti membeo, memukul, suka meludah, suka mencubit, melompat-lompat di atas meja, meraung, dan sulit untuk berkontak mata. Yayasan ini juga memberikan laporan harian yang bertujuan memberikan informasi kepada orang tua agar orang tua mengetahui setiap perkembangan anaknya (evaluasi harian).

behaviour theraphy

Terapi tingkah laku (behaviour theraphy) merupakan suatu metode untuk membangun kemampuan yang secara sosial bermanfaat dan mengurangi atau menghilangkan hal-hal yang kebalikannya yang merupakan masalah. Terapi perilaku (behaviour theraphy) bertujuan untuk membangun kemampuan yang secara sosial bermanfaat dan mengurangi atau menghilangkan hal-hal yang berkaitan dengan perilaku anak autis. Seperti : tidak dapat berinterksi, sulit berkomunikasi, ecolalia atau membeo dan sulit untuk kontak mata.

terapi yang paling penting bagi anak autis adalah

Dari beberapa terapi yang disebutkan di atas, terapi yang paling penting bagi anak autis adalah terapi perilaku (behaviour theraphy). Karena terapi behaviour ini sudah dikenal luas dengan hasil yang memuaskan. Perilaku adalah segala sesuatu yang dikerjakan atau dikatakan, dapat dilihat, dan didengar dari seseorang atau yang dilakukan orang itu sendiri. Pada kenyataanya perilaku autis berbeda dengan perilaku normal. Pada anak autis menunjukkan perilaku yang berlebihan (excessive) atau perilaku yang berkekurangan (deficient), sampai ke tingkat tidak ada perilaku dalam hal ini adalah tidak dapat merespon setiap stimuli.

terapi anak autis

Secara umum terapi anak autis yang diberikan adalah terapi untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar yaitu ketrampilan berkomunikasi, dalam hal ini ketrampilan menggunakan bahasa ekpresif (mengemukakan isi pikiran atau pendapat) dan bahasa reseptif (menyerap dan memahami bahasa). Selain itu, terapi yang diberikan juga membantu anak autis untuk mengembangkan ketampilan Bantu diri (self help) dan ketrampilan yang pantas di depan umum.
Menurut Abdul Hadis dalam bukunya”Terapi Anak Autis di Rumah” ada beberapa macam terapi yang dipergunakan dalam menangani anak autis, antara lain :
1. Terapi Medikamentosa
2. Terapi Biomedis
3. Terapi Wicara
4. Terapi Perilaku (Behaviour Theraphy)
5. Terapi Okupasi

anak autis

Oleh karena itu, anak autis sangat membutuhkan layanan bimbingan dan konseling dalam usaha memecahkan masalah belajar, sosial, pribadi dan karirnya sendiri dengan difasilitasi bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan anak autis. Sehingga untuk mewujudkan pemecahan dalam masalah-masalah tersebut anak autis membutuhkan sebuah terapi sebagai proses penyembuhannya. Adapun untuk menentukan terapi yang paling cocok bagi anak autis diperlukan pemeriksaan secara menyeluruh yang bertujuan untuk mengetahui hambatan atau gangguan yang dialami anak autis pada saat itu.

faktor penyebab autis adalah

Beberapa faktor penyebab autis adalah gangguan susunan saraf pusat, gangguan sistem pencernaan, peradangan dinding usus, faktor genetika, dan keracunan logam berat. Anak autis memiliki hambatan atau keterbatasan dalam berkomukasi. Hal tersebut terlihat dari perilaku mereka yang cenderung tidak melihat wajah orang lain bila diajak berinteraksi. Sebagaian besar anak autis kurang memiliki minat terhadap lingkunganya sekitar, dan sebagaian pula cenderung tertarik terhadap benda dibandingkan orang.