Baquba, Irak (ANTARA News/AFP) - Serangan bom mobil di sebuah pasar di kota Khales, Irak tengah, menewaskan sedikitnya 23 orang dan mencederai 55 lain, Jumat, kata komando keamanan provinsi Diyala. Serangan itu terjadi sekitar pukul 19.30 waktu setempat (pukul 23.30 WIB) di dekat sebuah kantor pasukan reaksi cepat kepolisian di pusat kota itu, yang terletak 65 kilometer sebelah timurlaut Baghdad, kata seorang pejabat di komando operasi Baquba.

"Polisi mengamankan pasar itu seperti yang selalu mereka lakukan, namun saya ingin bertanya -- bagaimana mobil itu memasuki pasar tersebut?" kata Haitham Hussein al-Tamimi, yang dirawat karena terluka kakinya di rumah sakit Baquba di ibukota provinsi tersebut.

"Polisi bekerja sama dengan teroris, dan pemerintah di Baghdad harus memperbaiki keadaan ini," kata Tamimi, yang memiliki sebuah toko di pasar yang dibom itu.

"Dua bulan lalu, Khales dihantam serangan besar, dan hari ini itu terjadi lagi," tambahnya.

Pada 26 Maret, dua ledakan bom di depan sebuah kafe dan sebuah restoran di kota itu menewaskan 42 orang dan melukai 65 lain.

Serangan Jumat itu merupakan yang paling mematikan di Irak sejak 14 Mei ketika pemboman menewaskan 25 orang dan melukai 120 lain pada saat pertandingan sepak bola sedang berlangsung di Irak utara.

Serangan-serangan bom itu terjadi sekitar pukul 18.00 waktu setempat (pukul 22.00 WIB) selama paruh kedua pertandingan antara dua tim lokal di sebuah lapangan tanpa pengaman di kota berpenduduk mayoritas Syiah, Tal Afar, 380 kilometer sebelah utara Baghdad.

Serangan-serangan itu merupakan yang paling mematikan di Tal Afar sejak 9 Juli ketika dua serangan bunuh diri yang ditujukan pada rumah seorang sersan polisi dan saudaranya menewaskan 35 orang dan melukai 61 lain.

Pemboman itu juga terjadi ketika komisi pemilu Irak mengumumkan bahwa penghitungan ulang suara di Baghdad telah selesai dan tidak ditemukan kecurangan dalam pemilihan umum Maret.

So far, we've uncovered some interesting facts about tech. You may decide that the following information is even more interesting.

Senin (10/5), lebih dari 100 orang tewas dalam ledakan-ledakan bom mobil di sebuah pabrik, yang disusul dengan serangan bom bunuh diri terhadap pekerja penanganan darurat, dan ledakan-ledakan terkoordinasi yang ditujukan pada pasukan keamanan.

Kekerasan di Irak mencapai puncaknya antara 2005 dan 2007, kemudian menurun tajam, dan serangan-serangan terakhir itu menandai terjadinya peningkatan.

Hampir 400 orang tewas dan lebih dari 1.000 lain cedera tahun lalu dalam serangan-serangan bom terkoordinasi di sejumlah gedung pemerintah, termasuk kementerian-kementerian keuangan, informasi beasiswa luar negeri negeri dan kehakiman pada Agustus, Oktober dan Desember.

Pemilihan umum pada 7 Maret tidak menghasilkan pemenang yang jelas dan bisa memperdalam perpecahan sektarian di Irak, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai peningkatan kekerasan ketika para politikus berusaha berebut posisi dalam pemerintah koalisi yang baru.

Seorang jendral senior AS dalam wawancara dengan AFP beberapa waktu lalu memperingatkan, gerilyawan mungkin akan melancarkan serangan-serangan yang lebih mengejutkan seperti pemboman dahsyat di Baghdad pada 25 Oktober, menjelang pemilihan umum Maret.

Mayor Jendral John D. Johnson mengatakan bahwa meski situasi keamanan akan stabil pada pertengahan tahun ini, kekerasan bermotif politis yang bertujuan mempengaruhi bentuk pemerintah mendatang merupakan hal yang perlu dikhawatirkan.

Dua serangan bom bunuh diri menewaskan 153 orang di Baghdad pusat pada 25 Oktober.

Rangkaian serangan dan pemboman sejak pasukan AS ditarik dari kota-kota di Irak pada akhir Juni telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak untuk melindungi penduduk dari serangan-serangan gerilya seperti kelompok militan Sunni Al-Qaeda.

Pemboman di Baghdad dan di dekat kota bergolak Mosul tampaknya bertujuan mengobarkan lagi kekerasan sektarian mematikan antara orang-orang Sunni dan Syiah yang membawa Irak ke ambang perang saudara.

Meski ada penurunan tingkat kekerasan secara keseluruhan, serangan-serangan terhadap pasukan keamanan dan warga sipil hingga kini masih terjadi di Kirkuk, Mosul dan Baghdad.

Banyak orang Irak juga khawatir serangan-serangan terhadap orang Syiah akan menyulut lagi kekerasan sektarian mematikan antara Sunni dan Syiah yang berita terbaru mereda dalam 18 bulan ini. Puluhan ribu orang tewas dalam kekerasan sejak invasi pimpinan AS ke Irak pada 2003. (M014/K004)