Port-au-Prince (ANTARA News/Reuters) - Keajaiban kembali terjadi di Haiti ketika seorang pria berusia 35 tahun, Selasa, ditemukan selamat di bawah puing-puing sebuah bangunan yang roboh akibat gempa dahsyat yang menggoyang Ibukota Haiti, Port-au-Prince dua pekan lalu. Tentara Amerika Serikat (AS) berhasil mengeluarkan pria mujur yang hanya bercelana dari balik puing-puing bangunan yang hancur tersebut. Saat dikeluarkan, tubuh pria itu penuh dengan debu.

Nasib baik pria Haiti ini merupakan keajaiban kedua setelah 24 Januari lalu, regu penyelamat internasional menyelamatkan seorang pria Haiti berusia 24 tahun dari puing-puing sebuah hotel yang roboh di Port-au-Prince 11 hari setelah gempa menghantam kota itu.

Pria berusia 35 tahun yang diselamatkan pasukan AS itu langsung dilarikan ke rumah sakit tanpa luka serius.

Upaya pertolongan terhadap mereka yang masih tertimbun di bawah bangunan yang roboh dihantam gempa yang menewaskan sekitar 200 ribu orang itu internasional di ibukota Haiti itu masih dilakukan.

Misi kemanusiaan yang dipimpin AS sendiri kini difokuskan pada upaya menolong ratusan ribu warga Haiti yang kehilangan rumah, lapar dan terluka.

Kontingen pasukan penjaga perdamaian PBB asal Brazil menembakkan gas air mata ke ribuan warga yang mengerumuni pembagian makanan di informasi beasiswa luar negeri gedung Istana Kepresidenan Haiti yang rusak parah.

"Mereka tidak anarkis, hanya putus asa. Mereka hanya ingin makan. Masalahnya, makanan yang ada tidak cukup untuk setiap orang," kata seorang perwira Angkatan Darat Brazil, Kolonel Fernando Soares.

Menanggapi banyaknya bantuan kemanusiaan yang masuk Haiti tidak menjangkau para korban bencana di lapangan sebagaimana dikeluhkan banyak warga, pasukan AS dan PBB bersama para pegiat kemanusiaan lalu memperluas dan mengintensifkan distribusi makanan dan air.

Beberapa aksi pembagian makanan bagi para warga di Port-Au-Prince dilaporkan tidak terkendali kendati PBB mengklaim situasi keamanan di ibukota negara itu tetap stabil.

Is everything making sense so far? If not, I'm sure that with just a little more reading, all the facts will fall into place.

Menurut PBB , sekitar 60-70 persen kekuatan polisi Haiti sudah kembali bertugas. Hari Selasa di Istana Kepresidenan, pasukan PBB yang dilengkapi senjata laras pendek mendistribusikan karung-karung beras berlambang bendera AS kepada para warga.

Truk-truk militer disusun sedemikian rupa untuk mengontrol para warga. Mereka pun digeledah saat memasuki areal pemeriksaan.

"Kemarin mereka memberi kami beras tapi jumlahnya tidak cukup. Begitu banyak orang," kata Wola Levolise (47), warga Haiti yang tinggal di barak pengungsian bersama sembilan anaknya.

Program Pangan Dunia (WFP) PBB menyebutkan pihaknya menyerahkan 60 ton bahan makanan ke barak pengungsian itu namun pembagiannya terpaksa dihentikan segera karena massa tidak terkontrol.

"Sebagian besar distribusi bantuan di Haiti berlangsung lancar. Terjadi sejumlah insiden yang disayangkan tapi ini pengecualian saja," kata seorang juru bicara WFP PBB.

Sejak terjadinya gempa dua pekan lalu, WFP sudah mendistribusikan sekitar sepuluh juta paket makanan ke hampir 450 ribu korban bencana yang selamat.

Hanya saja, kondisi kesehatan yang jelek di Port-au-Prince memunculkan kekhawatiran akan merebaknya wabah penyakit.

Sejauh ini, para dokter Kapal Rumah Sakit AL AS, "Comfort" yang lego jangkar di lepas pantai Haiti mengatakan, mereka hanya menemukan satu kasus tifoid, disentri, dan beberapa kasus tetanus dan malaria.

Untuk membantu meringankan beban hidup warga Haiti, PBB menawarkan upah sebesar 3,77 dolar AS per-hari ditambah jatah makanan kepada mereka yang mau bekerja dua minggu.

Mereka diminta membersihkan puing-puing bangunan dari jalan-jalan dan menyingkirkan sampah yang berpotensi mengancam kesehatan para warga yang tidur di jalan-jalan.(*)